Skip to main content

Foto berwarna ibu rektor tercinta, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, MSCE, PhD, dengan resolusi 3260x4308 96 dpi.

#ReiniOut collection image

Masuk ke ITB, kukira aku akan mendapati kesempatan yang berimbang bagi semua. Tanpa melihat seperti apa aku dahulu, tanpa melihat rupa dan dari mana aku berasal, juga tanpa melihat seberapa banyak materi yang kumiliki. Padahal setahuku, setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Kukira juga, hati seorang ibu memiliki ketulusan yang tak terbatas pada anak-anaknya. Memberi apa yang dibutuhkan bagi anaknya untuk berkembang, sesuai apa yang sudah menjadi haknya, untuk menjelajah seisi kota dan dunia; untuk tinggal dan berbuat demi masa yang jauh lebih baik.

Namun apa yang kulihat nyatanya berbeda. Ibuku mengelak saat diajak bicara, ibuku lebih memilih tersenyum pada dunia dan berpaling dari anaknya. Menganggap kita tiada, menganggap kita bukan manusia nyata. Materiku diambil tanpa terasa berguna, aku merasa hampa. Aku merasa berduka, kesempatanku dan penerus bangsa kurasa sudah tiada; aku rasa kami telah dianggap mati sejak lama.

Contract Address0x495f...7b5e
Token ID
Token StandardERC-1155
ChainEthereum
MetadataCentralized
Creator Earnings
0%

Ibu Rektor Tercinta #1

visibility
5.6K views
  • Price
    USD Price
    Quantity
    Expiration
    From
  • Price
    USD Price
    Quantity
    Floor Difference
    Expiration
    From
keyboard_arrow_down
  • Sales
  • Transfers
Event
Price
From
To
Date

Ibu Rektor Tercinta #1

visibility
5.6K views
  • Price
    USD Price
    Quantity
    Expiration
    From
  • Price
    USD Price
    Quantity
    Floor Difference
    Expiration
    From

Foto berwarna ibu rektor tercinta, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, MSCE, PhD, dengan resolusi 3260x4308 96 dpi.

#ReiniOut collection image

Masuk ke ITB, kukira aku akan mendapati kesempatan yang berimbang bagi semua. Tanpa melihat seperti apa aku dahulu, tanpa melihat rupa dan dari mana aku berasal, juga tanpa melihat seberapa banyak materi yang kumiliki. Padahal setahuku, setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Kukira juga, hati seorang ibu memiliki ketulusan yang tak terbatas pada anak-anaknya. Memberi apa yang dibutuhkan bagi anaknya untuk berkembang, sesuai apa yang sudah menjadi haknya, untuk menjelajah seisi kota dan dunia; untuk tinggal dan berbuat demi masa yang jauh lebih baik.

Namun apa yang kulihat nyatanya berbeda. Ibuku mengelak saat diajak bicara, ibuku lebih memilih tersenyum pada dunia dan berpaling dari anaknya. Menganggap kita tiada, menganggap kita bukan manusia nyata. Materiku diambil tanpa terasa berguna, aku merasa hampa. Aku merasa berduka, kesempatanku dan penerus bangsa kurasa sudah tiada; aku rasa kami telah dianggap mati sejak lama.

Contract Address0x495f...7b5e
Token ID
Token StandardERC-1155
ChainEthereum
MetadataCentralized
Creator Earnings
0%
keyboard_arrow_down
  • Sales
  • Transfers
Event
Price
From
To
Date